Minggu, 20 November 2016

Demo 2 Desember, TNI Siap Hadapi Rencana Besar Lengserkan Presiden Jokowi


DOMINO 99 TERPERCAYA - Sejumlah ormas yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) berencana kembali turun ke jalan pada 2 Desember mendatang. Aksi ini merupakan lanjutan dari 4 November lalu.

Tujuan dari demo masih sama dengan sebelumnya terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan tersangka Basuki Tjahaja Purnama. Hanya saja, aksi tersebut meminta ketegasan kepolisian untuk menjebloskan Basuki ke ruang tahanan.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tak khawatir dengan ancaman aksi 2 Desember 2016 dan ancaman aksi demo yang akan melengserkan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, aksi tersebut wajar digelar untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

“Demonstrasi itu kan menyampaikan (aspirasi), biasa itu enggak ada masalah. Semua akan damai karena kita semua sudah doa di sini,” kata Gatot usai mengikuti ‘Istigasah dan Doa Keselamatan Bangsa’di halaman Monas, Jakarta, Jumat (18/11).

Mantan Pangkostrad ini menegaskan, personel TNI selalu siap mengawal aksi unjuk rasa apa pun. Dia mengingatkan bahwa anak buahnya tak akan ragu-ragu mengatasi manuver yang memecah belah kesatuan bangsa Indonesia.

“Semua prajurit saya tidak akan ragu-ragu mengatasi semuanya, membangun bangsa ini agar masyarakat tidak menderita,” tegas Gatot.

Diberitakan sebelumnya, ormas yang mengatasnamakan Gerakan Eksponen Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bakal menggelar demo dengan massa lebih banyak dibanding 4 November 2016. Ormas ini merupakan gabungan alumni HMI dan anggota yang masih aktif.

Diduga Didorong, Model Wanita Ditemukan Tewas Terjatuh Di Apartemen Kalibata

“Aksi rencananya akan mengerahkan massa yang lebih besar. Sasaran aksi kita tidak lagi di Istana namun ke MPR dan DPR. Setelah adik adik kami keluar (kader HMI yang ditangkap) hari ini, kami rencananya akan melakukan aksi yang sama. Tuntutan tetap sama yaitu menuntut keadilan atas penistaan agama,” ,” ujar salah satu Advokat HMI M Yusuf Sahide dalam diskusi bertajuk ‘Kasus Ahok Sasar Jokowi’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat (17/11).

Ditegaskan Yusuf, pihaknya tidak akan membiarkan kasus ini berlalu begitu saja sekalipun Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah ditetapkan tersangka.

“Kita akan terus kawal, karena ini pertama kali seorang pemimpin melakukan penistaan agama. Ini akan kita desak terus untuk dituntaskan dan harus diselesaikan,” kata Yusuf.

Yusuf menambahkan, aksi yang direncanakan tersebut tidak hanya soal dugaan penistaan agama yang menyeret nama Ahok, tapi membidik Presiden Jokowi. Mereka menuntut Jokowi turun dari jabatannya sebagai orang nomor satu negeri ini.

Mereka beralasan Jokowi tidak lagi berpihak kepada rakyat. Indikatornya, saat aksi demo 4 November, Jokowi tidak menemui massa yang sudah menunggu sejak siang. Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengatakan, apapun status hukum terhadap Ahok, gerakan ini sudah merencanakan menjatuhkan kepemimpinan Jokowi.


EmoticonEmoticon